Senin, 20 Maret 2017

SESI 5 PERPUSTAKAAN DIGITAL: DESIGN PERPUSTAKAAN DIGITAL

DESIGN PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perpustakaan digital merupakan fenomena yang menarik dalam dunia perpustakaan. Perpustakaan Indonesia merespons dengan cepat terhadap perkembangan tersebut. Perpustakaan digital adalah perpustakaan modern yang sudah menggunakan sistem otomasi dalam operasionalnya serta mempunyai koleksi bahan pustaka sebagian besar dalam bentuk format digital yang disimpan dalam arsitektur komputerisasi dan bisa diakses melalui computer. Meskipun begitu dalam Ida F. Priyanto bahwa perpustakaan masih merupakan lembaga penting sampai saat ini dan Woorpole (2003) mengatakan bahwa “the library remains a socially inclusive institution and this needs to be reflected in issues of physical access and family-friendly design. Dengan kata lain, eksistensi sebuah perpustakaan masih merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari baik di dalam masyarakat secara umum maupun secara intelektual.

Transformasi dari sistem perpustakaan tradisional ke perpustakaan digital, memerlukan formulasi kebijakan, perencanaan strategis secara holistik termasuk aspek hukum (copyrights), standarisasi, pengembangan koleksi, infrastruktur jaringan, metoda akses, pendanaan, kolaborasi, kontrol bibliografi, pelestarian, dan sebagainya untuk memandu keberhasilan mengintegrasikan format non digital ke format digital.

Sebelum membahas design perpustakaan digital kita perlu mengetahui bentuk teks digital yang akan memudahkan proses manipulasi data, ukuran datanya lebih kecil karena data terformat dalam bentuk SGML (Standard Generalized Markup Language). Begitu juga jenis data digital yang lain (gambar, suara, gambar bergerak, dan multimedia) akan lebih mudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, serta memudahkan dalam proses penelusuran. SGML merupakan kumpulan dari kode-kode yang menyatukan komponen-komponen (judul, formula, paragraf diagram dan lain- lain). Dokumen SGML dapat disimpan lebih efisien dan dapat diperoleh kembali secara keseluruhan ataupun per komponen. Lebih penting lagi, SGML melindungi bentuk atau tampilan dari sebuah dokumen, dan dapat dilihat (preview) sebelum dicetak.

Sementara untuk design perpustakaan digital itu sendiri ada beberapa hal yang mendasari diantaranya adalah: 1). Knowledge society adalah kelompok atau gugus pengetahuan dalam lingkup yang luas dan merupakan salah satu fondasi dasar bagi perkembangan suatu bangsa dan negara, dimana perpustakaan digital adalah salah satu instrumen untuk pertukaran pengetahuan atau informasi di suatu negara dan bangsa, antar negara/bangsa. Knowledge Society sangat berbeda dengan masyarakat industri (knowledge economy) yang bertujuan merubah masyarakat dari pemenuhan kebutuhan dasar seperti : pendidikan, kesehatan, pertanian dan pemerintahan dengan harapan akan melahirkan generasi dengan produktivitas tinggi, 2). Knowledge management adalah suatu proses yang secara sistematis dari pengelola informasi, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman secara komprehensif pada area yang spesifik, serta bagaimana mengorganisasikan acquiring, storing, utilizing knowledge for problem solving, dynamic learning, strategic planning and decision making, 3). Knowledge Creation ada dua yaitu explicit dan tacit knowledge. Explicit knowledge seperti: buku, prosiding, makalah/artikel, presentasi, notulen, catatan harian, dan sebagainya, sedangkan tacit knowledge terdapat di masing-masing orang, sehingga perlu suatu cara atau mekanisme yang secara sistematis untuk mengamati atau menangkap data atau informasi dari setiap individu dalam suatu organisasi yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana perpustakaan digital sebagai komponen penting untuk menangkap explicit knowledge, 4) Knowledge Management System adalah proses pengelolaan pengetahuan secara sistematis dan terstruktur untuk memperkuat knowledge creation melalui jaringan komputer baik intranet maupun internet.

Design dasar dari perpustakaan digital meliputi dua bidang yaitu digitalisasi dokumen dan pembangunan basis data (database) digital yang dapat diakses oleh pengguna. Bidang- bidang lainnya pada dasarnya adalah sama dengan perpustakaan modern, dimana proses otomasi perpustakaan sudah berjalan dengan baik. Hal-hal yang berkaitan dengan digitalisasi dokumen diantaranya adalah : 1. Pemilihan alat digitalisasi dokumen (scanner), meliputi kecepatan, ukuran dokumen, hitam putih/berwarna, bisa banyak lembar atau perlembar, variasi output data, kualitas hasil, dan jaminan purna jual; 2. Persiapan dokumen tercetak yang dapat memudahkan proses digitalisasi, meliputi kondisi koleksi dan kertas (apakah perlu dibongkar atau digandakan), kejelasan tulisan/gambar, bentuk dokumen (lembaran lepas atau terjilid); 3. Proses digitalisasi meliputi teknik, kecepatan, kerapian, dan ketelitian; 4. Proses edit data digital merupakan proses pemeriksaan dan perbaikan data digital baik tampilannya maupun kelengkapannya seperti bookmark dan lain-lain; 5. Pembuatan metadata adalah pemberian keterangan tambahan yang merupakan identitas dari data sehingga dapat membantu dalam proses penelusuran informasi; 6. Proses link terhadap sistem data bibliografi merupakan proses penyesuaian yang menghubungkan antara data file digital dengan data bibliografi pada katalog koleksi.

Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan basis data diantaranya adalah: 1. Penentuan struktur data yang sesuai dengan jenis dan karakteristik koleksi; 2. Proses input data yang lengkap sesuai dengan struktur data yang telah dibuat; 3. Verifikasi data, merupakan proses pencocokan kembali dengan data fisik koleksi; 4. Mengunggah data ke server untuk penggabungan; 5. Sinkronisasi dengan software termasuk proses pengindeksan serta konsep penelusuran yang baik dan benar.

Dalam merancang (design) perpustakaan digital perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1). Infrastruktur information communications technology (ICT) yang mendukung; 2). Sumberdaya manusia (SDM) yang handal dalam mengelola pengetahuan, skill, sikap, dan mental; 3). Kebijakan dan strategi pengembangan regional dan lokal; 4). Keunggulan isi lokal (local content); 5). Apresiasi terhadap pengelola pengetahuan dan jaringan data; 6).  Pemahaman atas pentingnya dukungan ICT dan manajemen; 7). Mengubah paradigma lama ke paradigma yaitu knowledge sharing; 8). Perubahan fungsi perpustakaan manual ke perpustakaan digital yang berjejaring dalam kerangka berbagi dan bertukar informasi atau pengetahuan; dan 9). Perubahan sistem layanan perpustakaan.

Pada dasarnya perancangan perpustakaan digital merupakan bagian dari metodologi pengembangan perpustakaan digital yang meliputi : perencanaan; analisa; perancangan; uji coba sistem; implementasi dan migrasi bertahap; dan evaluasi. Proses perancangan sendiri meliputi : struktur perancangan; konfigurasi six-ware; implementasi; dan evaluasi kinerja seluruh jaringan sub jaringan. Untuk design sebuah perpustakaan digital kita juga harus mengetahui prinsip-prinsip interspace itu sendiri. Empat prinsip disain yang baik menurut Ida F.Priyanto yaitu: (1) Pernyataan dan tindakan alternatif harus tampak. (2) Memiliki model konseptual yang baik dgn system yang konsisten (3) Interface menampilkan pemetaan yang baik dan menunjukkan hubungan antar stage. (4) Pengguna harus menerima feed back terus menerus.

Selain empat prinsip interface pada perpustakaan digital kita harus mempertimbangkan keseimbangan otomatisasi dan kontrol manusia sebagai berikut yaitu manusia yang lebih baik di: rasa rangsangan tingkat rendah, mendeteksi rangsangan dalam kebisingan, mengenali pola konstan dalam situasi yang berbeda-beda, rasa yang tidak biasa dan tak terduga peristiwa, ingat prinsip dan strategi, mengambil rincian penting apriori, menggambar pada pengalaman dan beradaptasi keputusan, Pilih alternative, alasan induktif; generalisasi dari pengamatan, tindakan dalam situasi darurat atau novel menerapkan prinsip-prinsip, membuat evaluasi subjektif, berkonsentrasi pada tugas-tugas penting yang berlebihan terjadi, beradaptasi respon fisik sedangkan mesin yang lebih baik di: stimuli rasa di luar jangkauan manusia, menghitung atau mengukur kuantitas fisik, jumlah toko informasi kode akurat, memantau ditentukan (dan jarang) peristiwa, membuat respon yang cepat dan konsisten untuk sinyal masukan, ingat jumlah informasi rinci akurat, data kuantitatif proses, alasan deduktif; menyimpulkan dari prinsip-prinsip, melakukan tindakan terprogram berulang andal, mengerahkan pasukan tinggi, melakukan kegiatan simultan, mempertahankan operasi di bawah beban berat, mempertahankan kinerja lebih waktu yang lama.


DAFTARPUSTAKA


Jhowland. Balance Automation and Human Control     http://www.cs.trinity.edu/~jhowland/cs3394.hci/hci1/node17.html. Diakses pada 20 Maret 2017.

Priyanto, Ida Fajar. 2015.  Fasilitas dan Standar Baru Perpustakaan. Disampaikan dalam Seminar Nasional “Menuju Perpustakaan sebagai Knowledge Enterprise” 15 Oktober 2015. Makalah Seminar Nasional UII 2015. 
Priyanto, Ida Fajar. 2017. Faktor-faktor Interface dan Evaluasi. Yogyakarta.

Susanto, Setyo Edy. 2010. Desain Dan Standar Perpustakaan Digital. Jurnal Pustakawan Indonesia, Vo. 10,  No. 2.

Winarko, Bambang. 2009.  Perpustakaan Digital di Indonesia dan Fitur-Fitur yang Tersedia.
  Jurnal Perpustakaan Pertanian,  Vol. 18, No. 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar