Sumber: http://teach.alimomeni.net/2013fall1/?p=3140
Jean Baudrillard mengemukakan terjadinya perubahan besar dari model mekanis, produksi metalurgi ke suatu industri informasi dan dari produksi ke konsumsi sebagai fokus utama ekonomi. Era di mana berbagai perspektif media baru cenderung mengaburkan perbedaan tajam antara realitas dan fantasi (simulacra), sehingga meruntuhkan suatu keyakinan pada suatu realitas obyektif. Berdasarkan hal tersebut informasi menjadi konsumsi yang sangat penting bagi masyarakat era saat ini. Pembengkakan volume informasi yang dicetuskan, dipindahkan, dan diterima akan terus dan semakin menggelembung. Seiring dengan itu, makna informasi pun meningkat pula. Pada masa itu, manusia akan hidup dalam suatu tatanan masyarakat “baru,” yakni masyarakat informasi.
Berdasarkan
hal tersebut terjadilah globalisasi informasi yang muncul sebagai kekuatan raksasa yang mampu
mengeliminir dan menciutkan ruang dan waktu akibat mengglobalnya perekonomian
dunia atau yang disebut juga dengan ledakan informasi. Berkaitan dengan arus
informasi global, siapapun tidak dapat menolak kenyataan akan mengglobalnya
arus informasi yang terakses, sehingga membentuk ranah yang disebut dengan
masyarakat informasi global, Menurut Beni terdapat lima determinan atau faktor
penentu pembentuk masyarakat informasi: (1) Kemajuan dalam bidang pendidikan.(2)
Adanya perubahan dalam karakteristik pola kerja. Evolusi dalam pola kerja
membuat orang mencari informasi atau pengetahuan tentang cara-cara paling
efisien, efektif, praktis dan mudah untuk melakukan suatu pekerjaan. (3) Adanya
perubahan dakam penyebaran pengetahuan dari cara primitif dari mulut ke mulut
sampai pada penggunaan super canggih, komputer. (4) Adanya perubahan dalam
cara-cara orang mencari pengetahuan. (5) Adanya kemajuan dalam penciptaan
alat-alat (tools) untuk menyebarkan dan mengakses pengetahuan baru.
Dari
fenomena diatas diperlukannya literacy informasi dalam komunikasi emansipatoris.
Komunikasi emansipatoris merupakan salah satu cara untuk memfilter informasi yang dikonsumsi oleh masyarakat, hal ini akan dapat berjalan dengan baik, apabila terdapat hubungan yang sinergis antara penyedia berita (provider) dan penerimanya. Ketidaktahuan seseorang untuk memanfaatkan informasi yang didapatkannya ataupun ketidakmampuan provider memberikan pintu akses informasi seluas-luasnya akan membuat hubungan ini menjadi pincang. Maka, seseorang akan disebut literate informasi apabila ia memiliki kemampuan akan dasar-dasar yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang bervariasi, baik tercetak maupun elektronik, untuk mendapatkan apa yang dinginkannya kapan saja. Orang yang literate informasi adalah orang yang tercerahkan oleh informasi dan dapat membuat sebuah keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan benar serta penuh percaya diri. Komite ALA untuk literasi informasi (1989), merekomendasikan bahwa untuk menjadi literate informasi, seseorang harus dapat mengenali kapan informasi itu dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif. Selain itu tentunya juga dibutuhkan beberapa skill/kemampuan dasar dari seseorang, dan skill utama yang dibutuhkan adalah pemahaman seseorang dalam menganalisa kebutuhan-kebutuhan informasi, dan pemahamannya dimana sumber-sumber informasi itu berada.
Komunikasi emansipatoris merupakan salah satu cara untuk memfilter informasi yang dikonsumsi oleh masyarakat, hal ini akan dapat berjalan dengan baik, apabila terdapat hubungan yang sinergis antara penyedia berita (provider) dan penerimanya. Ketidaktahuan seseorang untuk memanfaatkan informasi yang didapatkannya ataupun ketidakmampuan provider memberikan pintu akses informasi seluas-luasnya akan membuat hubungan ini menjadi pincang. Maka, seseorang akan disebut literate informasi apabila ia memiliki kemampuan akan dasar-dasar yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang bervariasi, baik tercetak maupun elektronik, untuk mendapatkan apa yang dinginkannya kapan saja. Orang yang literate informasi adalah orang yang tercerahkan oleh informasi dan dapat membuat sebuah keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan benar serta penuh percaya diri. Komite ALA untuk literasi informasi (1989), merekomendasikan bahwa untuk menjadi literate informasi, seseorang harus dapat mengenali kapan informasi itu dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif. Selain itu tentunya juga dibutuhkan beberapa skill/kemampuan dasar dari seseorang, dan skill utama yang dibutuhkan adalah pemahaman seseorang dalam menganalisa kebutuhan-kebutuhan informasi, dan pemahamannya dimana sumber-sumber informasi itu berada.
Secara lebih jauh, menurut Chowdhury
kemampuan literacy informasi berguna untuk:
1.Mengenali kebutuhan informasi dan menentukan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan dalam membuat keputusan
2.Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial baik dalam format tercetak maupun elektronik
1.Mengenali kebutuhan informasi dan menentukan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan dalam membuat keputusan
2.Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial baik dalam format tercetak maupun elektronik
3.Melakukan
strategi pencarian yang diperlukan untuk menerima informasi dengan menggunakan
teknologi dan peralatan yang tersedia
4.Mereview, memilih, menafsirkan dan mengevaluasi informasi yang relevan secara kritis dan untuk membuat penafsiran informasi
4.Mereview, memilih, menafsirkan dan mengevaluasi informasi yang relevan secara kritis dan untuk membuat penafsiran informasi
5.Mengolah
dan menyajikan informasi secara efektif dan kreatif
6.Menilai proses dan hasil dari pencarian informasi
6.Menilai proses dan hasil dari pencarian informasi
7.Meningkatkan
kemampuan membaca informasi dan minat/pleasure
8.Meningkatkan kemampuan secara kontinyu dan memperbaharui pengetahuan yang dimiliki
9.Mendemonstrasikan inisiatif dalam pemecahan masalah dalam informasi dan bersikap terbuka untuk belajar
8.Meningkatkan kemampuan secara kontinyu dan memperbaharui pengetahuan yang dimiliki
9.Mendemonstrasikan inisiatif dalam pemecahan masalah dalam informasi dan bersikap terbuka untuk belajar
10.
Bekerjasama dalam memecahkan masalah-masalah informasi dengan orang lain.
Secara umum literasi mengandung nilai manfaat yang berlebih, paling tidak terdapat lima manfaat kemampuan literasi bagi manusia, menurut Kevin McGarry manfaat-manfaat itu bisa bernilai yaitu:
Secara umum literasi mengandung nilai manfaat yang berlebih, paling tidak terdapat lima manfaat kemampuan literasi bagi manusia, menurut Kevin McGarry manfaat-manfaat itu bisa bernilai yaitu:
1.
bernilai ekonomi: kemampuan literacy memfasilitasi nilai ekonomi dari pemilik
literasi dan memaksimalkan apa yang dibutuhkan masyarakat di mana dia berada,
penulis seperti Anderson mengatakana bahwa suatu dasar literasi itu diperlukan
untuk menuju apa yang dia sebut “tinggal landas ekonomi” dalam masyarakat yang
sedang berkembang.
2.
bernilai survival, contoh: bahaya disekitar pada kasus seorang ibu yang tidak
bisa membaca resep di botol obat bagi anaknya yang sedang sakit.
3. bernilai
personal-sosial: adanya kepercayaan diri yang tumbuh karena memiliki kemampuan
literasi
4. memiliki banyak akses terhadap suatu variasi dari sudut pandang yang terkait dengan kebijakan sosial ekonomi, sehingga meningkatkan potensi dan partisipasinya dalam hubungan masyarakat
5. memiliki unsur komponen bahasa, penggunaan bahasa sebagai alat untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan dan modernisasi. Bekaitan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini, kemampuan individu untuk melek atau literat informasi sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi.
4. memiliki banyak akses terhadap suatu variasi dari sudut pandang yang terkait dengan kebijakan sosial ekonomi, sehingga meningkatkan potensi dan partisipasinya dalam hubungan masyarakat
5. memiliki unsur komponen bahasa, penggunaan bahasa sebagai alat untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan dan modernisasi. Bekaitan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini, kemampuan individu untuk melek atau literat informasi sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi.
Daftar
pustaka:
1. Baudrillard,
Jean P.2009. Masyarakat Konsumsi, Yogyakarta: Kreasi Wacana.
2. Beni, Romanus, Transisi
Masyarakat Indonesia: Suatu Pemikiran Awal, dalam Sekapur Sirih Pendidikan
Perpustakaan di Indonesia, 1952-2002, Editor Sulistyo-Basuki, Jakarta: Kompas,
2002.
3.Chowdurry, G.G., and Sudatta Chowdurry, “Searching
CD-ROM and Online Information Source”. London: Library Association Publishing.
2001.
4. McGarry,Kevin. Literacy, Communication
and Libraries. London: Library Association Publishing.1991.
Menurut Kak Fitri, apakah pemerintah Negara Indonesia dengan mengeluarkan UU terkait dengan penggunaan ITE dapat menghambat proses komunikasi emansipatoris. Padahal menurut Jurgen Habermas, ruang publik atau public spare, khalayak umum dapat dengan bebas bagi untuk berkomunikasi, walaupun mereka mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda. Karena ini merupakan komunikasi yang emansipatoris. Terima kasih.
BalasHapusmenurut hemat sya tiak sepenuhnya UU ITE dpt mnghambat proses komunikasi emnsipatoris krn pd dasarnya kmnuniksi ini brtujuan utk mnjdikn ilm pngthuan sbg proses humanisasi. Namun kmbali kpd msyraktny bgaimana brkomunikasi dan mngkonsumsi infrmsi yg ada. Meskipun Jurgen Habermas dg teori prksisnya mngtakan kebesan namun dia juga bnyk mngaitknnya dg hl positif serta untuk komunikasi emnsipantoris sendiri memiliki kode etik emnsipantori sbg acuan dlm mlkukn kmnuksi trsbut.
BalasHapusSo, what is your opinion about what Chowdury and McGarry said?
BalasHapusMnurt pndpat saya ap yg dsbutkan dari chowdry lbih kepada ketrmpilan literasi infrmasi McGarry lbih kpd nilai-nilai dari mnfaat literasi itu sendiri Pak. Dengan demikian masyarakat dpat mmpunyai kemmpuan mndapatkan informasi yg dapat digunakan utk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Hapus